Kamis, 11 April 2013

Identifikasi Puisi



LAPORAN HASIL DISKUSI PUISI KARYA TAUFIK ISMAIL
“MEMBACA TANDA-TANDA”















 












Disusun oleh :
Ahmad Fajrul Yustika                    2
Elvera Dwi Andini                           11
Nuriana Rahmawan                      24
Tutik Nur Faizah                             30




Membaca Tanda-tanda
Karya Taufik Ismail

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan                     Citraan Peraba
dan meluncur lewat sela-sela jari kita


 
Ada sesuatu yang mulanya tidak begitu jelas                                Citraan Perasaan
Tapi kita kini mulai merindukannya

Kita saksikan udara abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya                    Citraan Penglihatan
Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari                             Citraan Pendengaran

Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun                                                                        Citraan Penglihatan
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan hutan

Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan                           Citraan Penglihatan
Karbon dioksida itu menggilas paru-paru                                      Citraan Kinestetik

Kita saksikan
Gunung membawa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor                                                                       Citraan Penglihatan dan kinestetik
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir air mata

Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?                                                Citraan Penglihatan

Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama                                                         Citraan Penglihatan
kami telah dihujani api dan batu
Allah
Ampunilah dosa-dosa kami
Beri kami kearifan membaca tanda-tanda


 
Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan        Citraan Peraba
Akan meluncur lewat sela-sela jari

Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
tapi kini kami mulai merindukannya                                                   Citraan Perasaan




Isi puisi            :
Di dalam puisi “Membaca Tanda-tanda”, banyak gejala alam yang Taufik Ismail ambil sebagai sumber inspirasinya, misalnya dalam bait kedua, ketiga, keempat, sampai bait ketujuh.
Taufik Ismail ingin mengajak pembaca untuk memperhatikan, mengamati perubahan alam yang terjadi, merenungi semua yang telah dilakukan yang di dalam puisinya memakai pilihan kata “membaca”: membaca gempa, disapu banjir, dihalau api dan hama, dihujani abu dan batu.
Bait pertama merupakan ungkapan Taufik Ismail yang merasa kehilangan sesuatu, yang dirasakan juga oleh manusia yang lain, namun sesuatu itu belum jelas. Tetapi, pada bait selanjutnya, Taufik Ismail memberikan tanda-tanda yang membuatnya merasa kehilangan dan dilanda kerinduan, tanda-tanda itu diantaranya: udara yang telah berwarna abu-abu (lambang untuk pencemaran udara yang terjadi pada saat ini), air danau yang semakin surut, burung-burung yang tak lagi berkicau (akibat tak ada tempat bagi mereka untuk bersarang).
Pencemaran udara, penebangan hutan, perburuan liar, dan sebagainya telah membawa dan mengundang berbagai macam bencana, mulai dari gunung berapi, gempa bumi, longsor, dan banjir. Manusia telah merusak alam dan menimbulkan kerusakan alam.
Pada bait ketujuh, kedelapan, dan kesembilan menandakan suatu kesadaran dan rasa ingin kembali, doa, dan pengampunan dosa seorang hamba kepada Sang Kuasa.
Kemudian, dalam bait kesepuluh dan kesebelas berisi tentang pernyataan ulang tentang sesuatu yang dirasa telah hilang dan kini mulai dirindukan, yaitu suasana alami yang asri, suasana alam sebelum dirusak oleh tangan-tangan manusia.

Tujuan Penulis:
Melalui puisi “Membaca Tanda-tanda” Taufik Ismail ingin mengajak pembaca melakukan kegiatan membaca terhadap gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar kita. Kemampuan Taufik Ismail membaca tanda-tanda zaman tersebut sebagai suatu kabar kepada kita agar memperhatikan gejala alam yang semakin lama lepas dari genggaman tangan kita. Ada sesuatu yang hilang, ada sesuatu yang harus kita raih kembali seperti mulanya. Manusia tentu akan merindukan suasana yang alami, yang asri, suasana alam sebelum terjamah oleh tangan-tangan manusia. Membaca tanda-tanda zaman seperti yang dilakukan oleh Taufik ismail sebagai suatu tanggapan tentang kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar